Sadranan Agung Wotgaleh adalah tradisi tahunan yang diselenggarakan di kompleks Masjid Sultoni Wotgaleh, Sendangtirto, Berbah, Sleman, Yogyakarta. Tradisi ini bertujuan untuk menghormati arwah leluhur dan sebagai ungkapan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa menjelang bulan suci Ramadan. Selain itu, acara ini juga menjadi ajang pelestarian budaya dan mempererat tali silaturahmi antarwarga.

Rangkaian kegiatan Sadranan Agung Wotgaleh biasanya dimulai dengan ziarah dan doa bersama di Makam Wotgaleh, dipimpin oleh sesepuh setempat. Setelah itu, dilanjutkan dengan kirab budaya yang menampilkan berbagai kesenian tradisional, seperti arak-arakan gunungan hasil bumi, penampilan bregada prajurit, dan pertunjukan seni lainnya. Kirab ini melibatkan partisipasi aktif dari masyarakat sekitar, termasuk perangkat desa, tokoh adat, dan generasi muda.

Pada tahun 2023, setelah vakum selama tiga tahun akibat pandemi COVID-19, Sadranan Agung Wotgaleh kembali digelar dengan meriah. Acara ini dihadiri oleh ribuan warga yang antusias mengikuti rangkaian kegiatan, mulai dari kirab budaya hingga pembagian gunungan hasil bumi. Kirab Budaya Sadranan dapat dijadikan sebagai momen introspeksi diri, tidak hanya untuk meningkatkan keimanan, tetapi juga sebagai upaya pelestarian budaya agar tidak punah. 

Pada tahun 2025, Sadranan Agung Wotgaleh kembali diselenggarakan pada tanggal 13 hingga 16 Februari. Rangkaian kegiatan meliputi ziarah makam, doa bersama, kirab budaya, dan berbagai pertunjukan seni tradisional. Acara ini diharapkan dapat terus menjadi wadah pelestarian budaya dan memperkuat rasa kebersamaan di antara masyarakat. 

Pelaksanaan Sadranan Agung Wotgaleh tidak hanya sebagai bentuk penghormatan kepada leluhur, tetapi juga sebagai sarana edukasi bagi generasi muda tentang pentingnya menjaga dan melestarikan warisan budaya. Melalui tradisi ini, nilai-nilai kebersamaan, gotong royong, dan rasa syukur terus ditanamkan dalam kehidupan bermasyarakat.